Kepribadian yang kasar?
Prof Craig Packer, direktur Pusat Penelitian Singa dari Universitas Minnesota, mengatakan kepada BBC serangan semacam ini "belum pernah terjadi sebelumnya".
"Kami sudah melihat berbagai contoh singa-singa jantan singa-singa betina, dan kawanan singa betina memburu singa jantan, tetapi singa betina membunuh singa jantan, satu lawan satu? Saya belum pernah mendengarnya."
Ia menduga kepribadian individu dari singa tersebut memainkan peran dalam pembunuhan itu.
Sumber gambar, Reuters
Di alam bebas, singa-singa jantan 'mendominasi' singa-singa betina 'sepenuhnya'. Nyack sudah dipelihara dari kecil oleh kebun binatang, satu hal yang mungkin membuatnya lebih rentan, kata Prof Packer.
Sebaliknya, Zuri lebih dominan ketimbang singa betina lainnya.
Zuri hanya memiliki bobot 136 kg, yang 11kg lebih ringan dibanding pasangannya yang berat badannya 147kg. Singa jantan biasanya memiliki berat 149kg-259kg dan singa betina 120-180kg, menurut kebun binatang San Diego Zoo.
"Jika perkelahian itu timbul akibat kepribadiannya yang kasar, mungkin ini adalah salah satu faktor risikonya. Pihak kebun binatang harus mempertimbangkannya bila akan menggabungkannya lagi dengan singa lain," katanya.
Profesor packer menyebut ada misteri lain dari fakta bahwa Zuri menyerang Nyack sebanyak dua kali: pertama Nyack lari, lalu singa jantan itu kembali lagi ke Zuri bersikap patuh, dan di situ Zuri menyerangnya lagi.
"Kami tidak bisa menyimpulkan apa penyebab dari semua ini, sampai kami melihat kasus-kasus serupa muncul ," katanya.
Pada kejadian God of War 2, Kratos sempat ingin balas dendam sebelum terbunuh oleh Zeus
Di sekuel kedua God of War, ulah Kratos yang menghancurkan wilayah kota Rhodes sempat membuat marah para dewa. Zeus bahkan harus turun tangan sendiri dengan menyedot kekuatan dewa Kratos dan memindahkannya ke patung raksasa kota Rhodes.
Zeus bahkan memperdayanya dengan memberi Blade of Olympus yang baru bisa dicabut jika Kratos mengorbankan semua kekuatan dewanya. Ia sendiri melakukan semua itu agar dewa perang itu melemah dan mau menurut kepadanya.
Rupanya, Zeus sendiri takut jika Kratos akan membunuhnya seperti dia membunuh Ares sebelumnya.
Di saat kematiannya, Kratos sempat bersumpah akan membuat Zeus membayar semua perbuatannya. Dan benar saja, sumpah itu sendiri terpenuhi karena ia bangkit dari kematian berkat para Titan.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang kita tahu, Kratos dalam mitologi game God of War terkenal akan keganasannya dalam memburu setiap dewa yang dianggap menghalangi jalannya. Ia tak segan melakukan aneka metode yang dirasa efektif membunuh lawannya.
Kenapa Kratos sampai begitu sering membunuh dewa? Begini penjelasannya!
Baca Juga: Inilah 5 Anggota Keluarga Thor God of War: Ragnarok
Di God of War 2018 & Ragnarok, Kratos sekarang membunuh dewa jika memang benar-benar diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Semenjak kejadian di God of War 3, Kratos yang telah menuntaskan dendamnya kini lebih tenang dan mencoba hidup normal bersama Laufey dan Atreus.
Meskipun harus kembali menjadi duda, pria tersebut tetap teguh pada prinsipnya dan memilih fokus mengajari putranya tentang cara bertahan hidup. Ia sendiri kini tak suka bertarung kecuali jika diserang terlebih dahulu atau memang untuk mendapatkan bahan makanan.
Dan benar saja, saat ditemui Baldur, Kratos tak langsung membunuhnya namun hanya menghajarnya sebagai peringatan. Dalam duelnya terakhirnya, Kratos bahkan sempat mengampuni dewa Aesir tersebut.
Sayangnya, karena Baldur kala itu bernafsu membunuh Freya, Kratos pun terpaksa merenggut nyawa dewa tersebut agar mantan ratu Valkyrie itu tak bernasib sama seperti Zeus yang terjebak siklus pembunuhan orang tua dan anak.
Dalam event Ragnarok, Kratos juga terlihat lebih sering fokus bagaimana menghentikan perang besar tersebut ketimbang membantai para dewa.
Satu-satunya yang ia bunuh secara langsung hanya Heimdall seorang karena ia memang berpotensi membahayakan keselamatan Atreus.
Thor yang menjadi rival Kratos malah mati oleh Odin. Sedangkan Odin sang dewa pemimpin sendiri malah tewas setelah bola yang mengurung jiwanya dihancurkan oleh Sindri.
Itulah alasan mengapa Kratos membunuh para dewa baik di daratan Yunani dan Norse.
Bagaimana pendapat kalian?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord : https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele : https://t.me/WargaDuniaku
Baca Juga: 6 Momen Paling Mengharukan di God of War: Ragnarok
Legenda mengatakan Dewa Krishna telah meminum susu beracun yang diberikan oleh setan ketika dia masih bayi dan itu menyebabkan kebiruan di kulitnya.
Nationalgeographic.co.id - Dewa Krishna adalah salah satu Dewa paling populer dalam agama Hindu. Krishna dianggap sebagai dewa tertinggi, dipuja di banyak tradisi Hinduisme dalam berbagai perspektif yang berbeda. Krishna diakui sebagai inkarnasi kedelapan (avatar) Dewa Wisnu, dan satu dan sama dengan Dewa Wisnu, salah satu trimurti dan sebagai dewa tertinggi dalam dirinya sendiri.
Dunia telah menggambarkan Dewa Kresna atau Krishna sebagai 'anak' yang mencuri mentega dan seorang pemuda menawan yang memegang seruling, dengan bulu merak di kepalanya. Dalam semua penggambaran ini, ada satu hubungan yang sama yaitu kulit yang berwarna biru. Pertanyaan mengapa kulitnya berwarna biru?
Legenda mengatakan bahwa Dewa Krishna telah meminum susu beracun yang diberikan oleh setan ketika dia masih bayi dan itu menyebabkan kebiruan di kulitnya.
Teori yang sama dilontarkan untuk menjelaskan tenggorokan biru (neelkanth) Dewa Siwa, yang diyakini telah meminum racun untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran pada masa Samudra Manthan.
Interpretasi agama dari warna biru
Secara etimologis, kata Sansekerta Krishna berarti hitam atau gelap. Kadang-kadang, itu juga diterjemahkan sebagai semua menarik. Menurut Veda, Dewa Krishna adalah dewa Dravida yang berkulit gelap. Bahkan dalam patta chitras (seni kain) tradisional di Odisha, Dewa Krishna dan Wisnu selalu ditampilkan berkulit hitam. Lalu mengapa Sri Krishna secara universal digambarkan sebagai seseorang dengan kulit biru?
Agama Hindu percaya pada simbolisme dan warna biru adalah simbol yang tak terbatas dan tak terukur. Menurut Swami Chinmayananda, pemimpin spiritual agama Hindu, apa pun yang tak terukur dapat tampak oleh mata manusia hanya sebagai biru, seperti langit musim panas yang tak berawan tampak biru di mata fisik. Karena Tuhan Krishna berada di luar persepsi kita, tampaknya tepat untuk mengaitkan warna ini dengannya.
Biru adalah warna aura
Ada yang berpendapat bahwa semburat kebiruan pada kulit Sri Kresna bukanlah warna tubuh material melainkan tubuh spiritual abadi Tuhan yang memancarkan aura biru. Bentuk kebahagiaan Dewa Krishna hanya dapat dilihat oleh para penyembah murni. Dia mungkin telah membingungkan orang-orang yang bukan penyembah, tetapi mereka yang mempersembahkan bhakti murni kepada-Nya selalu melihat Dia dalam wujud birunya yang penuh kebahagiaan.
Namun dalam kehidupan nyata, bisakah orang benar-benar memiliki warna kulit itu? Sementara James Cameron, dalam filmnya Avatar, menunjukkan Na'vi memiliki kulit biru untuk menyiratkan keberbedaan, tidak ada yang asing dengan dilahirkan dengan kulit biru.
Baca Juga: Mengenal Kisah Naga Sadhu, Petapa Suci dan Sakti Pengikut Dewa Siwa
Baca Juga: Manusia-Manusia Berkulit Biru yang Terisolasi Akibat Diskriminasi
Baca Juga: Naskah Wangsakerta: Kisah Terdetail Tentang Asal-usul Nusantara?
Kulit kebiruan adalah akibat dari methemoglobinemia—suatu kondisi di mana hemoglobin, molekul dalam sel darah merah yang mendistribusikan oksigen ke tubuh, tidak mampu melepaskan oksigen secara efektif ke jaringan tubuh. Karena darah tidak mendapatkan oksigen, itu membuat kulit terlihat biru, bibir ungu, dan darah berwarna cokelat.
Sebagian besar dari kita memiliki kurang dari 1 persen methemoglobin. Kulit mendapat semburat kebiruan ketika tingkat itu naik menjadi 10-20 persen.
Keluarga Fugate terkenal di Kentucky
Enam generasi keluarga Fugate, yang tinggal di perbukitan Kentucky dari tahun 1800-an hingga 1960, memiliki kulit biru. Garis keturunan biru dimulai pada awal 1800-an ketika Martin Fugate, seorang yatim piatu Prancis, menetap di tepi Sungai Troublesome. Dia menikah dengan seorang wanita Amerika berambut merah yang memiliki kulit sangat pucat. Kimia genetik mereka menghasilkan mutasi dan keduanya tanpa sadar membawa gen resesif yang mengakibatkan keturunan mereka dilahirkan dengan kulit biru.
Karena perkawinan campuran, generasi berikutnya juga lahir dengan kelainan langka ini. Namun, sebagian besar anggota keluarga hidup sampai usia 80-an dan 90-an tanpa masalah kesehatan yang signifikan.
Methemoglobinemia dapat diturunkan melalui keluarga atau dapat disebabkan oleh paparan obat-obatan dan bahan kimia tertentu. Toksisitas uranium karena air yang terkontaminasi juga diyakini berpotensi menyebabkan 'sindrom bayi biru'. Penggunaan pupuk kimia secara sembarangan di desa Punjab mengalami lonjakan sindrom bayi biru pada tahun 2009. Kasus sindrom bayi biru dilaporkan terjadi di desa-desa di Rumania dan Bulgaria yang menghadapi masalah sanitasi dan kadar nitrat yang tinggi di air tanah. Mudah-mudahan, Dewa Krishna tidak menjadi korban pencemaran air tanah.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani penuh dengan kisah menarik yang telah memenuhi imajinasi manusia selama ribuan tahun. Akan tetapi, beberapa cerita mengandung unsur-unsur yang mungkin membingungkan atau membuat jijik manusia modern.
Misalnya, banyak dewa Yunani yang melakukan hubungan inses. Hubungan seksual yang lazim di dalam mitologi Yunani ini mungkin sangat menjijikkan. Namun, mengapa dewa-dewa mitologi Yunani senang melakukannya?
Menurut World History, penjelasan yang paling mungkin adalah karena standar manusia tidak berlaku bagi dewa-dewa mitologi Yunani.
Sebagian besar dewa mitologi Yunani memiliki nenek moyang yang sama. Jika seorang dewa tidak ingin menikah dengan manusia, pilihan satu-satunya adalah anggota keluarganya.
Dewa-dewa mitologi Yunani itu rumit dan penuh kontradiksi. Orang Yunani membayangkan dewa mereka seperti manusia, dengan tubuh manusia dan kepribadian yang cacat.
Namun para dewa sama-sama tidak manusiawi, memiliki standar yang berbeda, dan diizinkan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan manusia, seperti melakukan inses.
Dewa mitologi Yunani mana yang mengawini saudaranya?
Dalam mitos penciptaan Yunani, sangat sedikit dewa yang berasal dari "ketiadaan". Sebagian besar dari mereka termasuk dalam silsilah keluarga yang rumit dengan nenek moyang yang sama.
Para dewa memiliki sangat sedikit pilihan pasangan di luar anggota keluarga. Dewa-dewa mitologi Yunani yang menikah dengan saudara mereka antara lain Zeus dan Hera, Erebus dan Nyx, Oceanus dan Tethys, Hyperion dan Theia, Coeus dan Phoebe, Cronus dan Rhea, serta Aphrodite dan Hephaestus (saudara tiri).
Ada juga contoh inses orangtua-anak dan inses paman-keponakan atau bibi-keponakan.
Sebagian besar contoh inses saudara kandung dalam mitologi Yunani berasal dari para Titan, anak Gaia dan Ouranos, putra Gaia.
Gaia adalah dewi bumi dan Ouranos adalah dewa langit. Mereka memiliki enam putri dan enam putra.
Empat dari anak laki-laki ini menikah dengan saudara perempuan mereka. Akibatnya terjadi perkawinan inses ini adalah:
Oceanus dan Tethys, yang memiliki ribuan putri disebut Oceanids, atau nimfa laut. Kemudian Hyperion dan Theia, orang tua dari Helios (dewa matahari), Selene (dewi bulan), dan Eos (dewi fajar).
Selanjutnya Cronus dan Phoebe, orang tua dari Leto dan Asteria. Cronus dan Rhea, orang tua dari enam dari dua belas dewa Olympian, termasuk Zeus dan Hera.
Hubungan inses lainnya dalam mitologi Yunani termasuk Zeus dan Demeter, yang belum menikah.
Mereka berdua adalah anak dari Cronus dan Rhea, dan bersama-sama mereka memiliki seorang anak, Persephone.
Zeus menikahi kakak perempuannya Hera.
Dalam beberapa versi, Zeus bahkan memperkosa Persephone, putrinya sendiri dan memiliki seorang anak.
Persephone kemudian juga melakukan hubungan seksual dengan pamannya Hades, yang merupakan saudara dari kedua orang tuanya.
Zeus juga memiliki anak dengan sepupu pertamanya, Leto, yang orang tuanya juga bersaudara. Dia memiliki anak dengan dua bibinya juga, Mnemosyne dan Themis.
Erebus (Kegelapan) dan Nyx (Malam) keduanya adalah anak-anak Kekacauan, kehampaan tempat segala sesuatu dimulai.
Kakak beradik juga melakukan hubungan seksual dan memiliki dua anak, yaitu Aether (Surga) dan Hemera (Hari).
Nyx dan Erebus adalah salah satu dewa pertama dalam mitos penciptaan Yunani. Jadi kemungkinan besar mereka menjalin hubungan seksual karena kepraktisan, karena tidak ada pilihan lain.
Perlu juga dicatat bahwa dewa-dewa Yunani yang lebih tua sering kali merupakan representasi dari konsep, seperti Kegelapan dan Malam.
Orang Yunani mungkin tidak memandang Erebus dan Nyx sebagai saudara kandung, hanya dua konsep yang muncul dari Chaos.
Mengapa Zeus mengawini kakaknya?
Salah satu elemen penting dari banyak mitologi kuno adalah hieros gamos atau perkawinan suci, antara dewa langit dan dewi bumi.
Persatuan itu seringkali mewakili pertemuan cita-cita maskulin dan feminin, dan pernikahan membawa kesuburan dan berkah bagi para pemujanya.
Zeus mengawini saudara perempuannya agar sesuai dengan pola dasar hieros gamos.
Dia adalah dewa langit, dan saudarinya adalah dewi Hewa adalah representasi feminin, termasuk rumah tangga, keluarga, dan persalinan.
Hera mungkin berasal dari dewi Bumi kuno, membuatnya lebih cocok sebagai istri Zeus.
Mitologi Yunani menampilkan tiga pernikahan utama dewa langit-dewi bumi, yang semuanya terjadi secara inses.
Gaia melakukan hubungan seksual dengan putranya Ouranos. Gaia kemudian punya melahirkan Cronus dan Rhea yang juga melakukan hubungan seksual.
Anak mereka Zeus dan Hera juga melakukan hubungan seksual. Ketiga pernikahan ini menghasilkan beberapa tokoh mitologi penting.
Mungkin hubungan inses dari perkawinan ini adalah sekunder dari simbolisme dewa langit dan dewi bumi.
Mungkin orang-orang Yunani membutuhkan pasangan dalam panteon mereka untuk menjadi dewa langit dan dewi bumi. Dua dewa yang paling tepat kebetulan adalah saudara kandung.
Orang Yunani mengesampingkan ketidaksukaan mereka terhadap inses agar langit dan bumi bisa bersatu dan memberkati dunia dengan kesuburan.
Aphrodite, dewi seks, cinta dan kecantikan dalam mitologi Yunani kuno.
Apa yang Dipikirkan Orang Yunani Kuno tentang inses?
Inses dalam agama Yunani kuno dapat menyebabkan manusia modern berpikir, bahwa orang Yunani melazimkan atau bahkan mendukung inses.
Akan tetapi, ternyata orang Yunani tidak menyukai atau mendukung inses, terlepas dari bagaimana dewa mereka bertindak.
Orang Yunani kuno muak dengan inses pada manusia. Cerita tentang inses dalam keluarga manusia adalah tragedi. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku untuk dewa-dewa Yunani.
Contoh inses paling terkenal di Yunani kuno adalah kisah Oedipus, yang diceritakan oleh penulis drama Sophocles.
Oedipus diramalkan akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Terlepas dari upayanya dan orang tuanya untuk menghindari ramalan itu, Oedipus tanpa sadar membunuh ayah kandungnya dan mengawini ibu kandungnya.
Ketika asal usul Oedipus yang sebenarnya terungkap, dia sangat muak hingga dia mengeluarkan air darah. Ibu dan istrinya, Jocasta, bunuh diri.
Sementara Oedipus mengakhiri drama itu dengan mengasingkan diri, diliputi oleh rasa bersalahnya.
Orang Yunani kuno tidak menyetujui inses. Mereka melihatnya setara dengan membunuh ayah sendiri, salah satu dosa terburuk.
Meski Oedipus melakukan inses tanpa disadari, dia tetap dimintai pertanggungjawaban dan dipermalukan atas perbuatannya.
Namun, orang Yunani mungkin tidak menganggap semua jenis inses pada tingkat yang sama.
Salah satu putri Oedipus bertunangan dengan sepupu pertamanya, dan Sophocles tidak mengutuk hubungan tersebut.
Orang Yunani tidak tahu banyak tentang konsekuensi genetik dari perkawinan sedarah, jadi pernikahan antara sepupu tampaknya tidak dianggap masalah.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Matinya singa jantan Nyack: Mengapa singa betina bisa membunuh pasangannya?
Sumber gambar, Reuters
Seekor singa betina di kebun binatang AS membunuh singa jantan yang merupakan bapak dari tiga anaknya di kandang mereka - insiden yang mengejutkan, menurut para ahli, dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Sepasang singa itu tinggal di satu kandang sejak delapan tahun lalu di kebun binatang Indianapolis.
Sebelumnya tidak pernah terjadi perkelahian di antara keduanya, kata staf kebun binatang dalam pernyataannya.
BBC berbincang dengan para peneliti singa tentang apa yang memicu serangan itu.
Singa betina, Zuri, 12 tahun, menyerang singa jantan, Nyack, 10 tahun dan sayangnya petugas kebun binatang tidak dapat memisahkan dua ekor singa itu. Nyack kemudian mati lemas setelah lehernya digigit tanpa henti, sementara Zuri tidak terluka sama sekali.
Pihak kebun binatang mengatakan akan melakukan "kajian secara menyeluruh."
Seberapa aneh perilaku singa ini?
Paul Funston, Direktur Regional Afrika Selatan untuk Panthera, organisasi konservasi kucing liar global, juga sepakat bahwa kejadian ini mengejutkan.
Di alam bebas, kawanan singa betina bisa menyerang singa-singa lainnya, namun biasanya mereka melakukannya untuk membela anak-anaknya atau wilayahnya. Insiden seperti itu pernah difilmkan di sebuah taman safari. Namun Funston mengatakan ia belum pernah melihat kejadian yang berakhir dengan kematian.
Contains disturbing scenes.Untuk memutar video ini, aktifkan JavaScript atau coba di mesin pencari lain
Singa-singa jantan liar juga biasanya akan mengusir anak-anaknya supaya tidak diburu oleh singa-singa betina yang berkuasa. Kadang-kadang singa bisa membunuh anak-anaknya sendiri - biasanya ketika mereka mengambil alih wilayah baru dari singa-singa betina penguasanya - untuk menegaskan dominasi mereka terhadap singa betina itu.
Singa jantan juga dikenal agresif terhadap singa betina dan bisa membunuh singa betina yang menolak untuk dia kawini.
Satu kemungkinan, kata Funston, adalah bahwa Zuri - yang digambarkan oleh kebun binatang sebagai "ibu yang penuh perhatian dan protektif" - menjadi takut pada Nyack, dan akhirnya berbuntutperkelahian.
Naluri alami Zuri bisa menjadi dominan pada titik itu, jelasnya, dan akhirnya Zuri membunuhnya.
"Bahkan ketika hewan-hewan itu tenang atau tampak tenang, itu bukan berarti tidak ada ketegangan," kata Funston.
Sumber gambar, Courtesy Bruce Patterson, Field Museum
Bruce Patterson, seorang peneliti di Field Museum di Chicago, mengatakan ia tahu kasus-kasus tentang singa betina liar yang menyerang - dan melukai - singa jantan yang sebelumnya membuat mereka kesal. "(Tapi) tidak seperti kasus kebun binatang, tidak ada yang menggigit lehernya!" katanya.
Funston, yang telah mempelajari seluk beluk singa selama 25 tahun, mengakui insiden ini 'tidak biasa' dan 'langka' - tetapi itu bukan berarti hal yang aneh.
"Kami melihat model yang khas dan kami cenderung berpikir kami tahu semuanya. Tetapi ini adalah spesies yang sangat kompleks secara sosial. "
"Itu satu hal yang saya suka tentang singa," Funston menambahkan. "Anda tidak tahu persis apa yang akan terjadi, dan itu membuat mereka menjadi hewan yang benar-benar menarik untuk diamati dan perlu dlindungi dan dilestarikan."
Kratos beberapa kali kehilangan anggota keluarganya akibat perlakuan para dewa
Alasan paling klasik dari semua pembantaian Kratos pada para dewa sendiri adalah ia sering kehilangan kerabatnya akibat ulah para dewa.
Dalam seri Ghost of Sparta, Kratos diceritakan pernah kehilangan saudaranya, Deimos akibat ramalan Marked Warrior yang membuat para dewa khawatir Olympus akan runtuh. Ia sendiri terpisah dengan Deimos yang diculik Ares dan Athena ke dunia kematian yang dikuasai Thanatos.
Kratos sendiri memang berhasil membebaskan Deimos. Namun saudaranya malah justru harus gugur akibat serangan Thanatos. Akibatnya, Kratos naik darah dan mengumpulkan semua kekuatannya untuk menghabisi dewa kematian tersebut.
Di sekuel cerita utamanya, Kratos juga harus menyaksikan kematian istri dan anaknya sendiri akibat ulah Ares yang ingin menjadikannya sebagai prajurit ideal.
Gara-gara itu, Kratos memilih memberontak melawan tuannya sendiri dan berhasil membunuh Ares berkat bantuan para dewa kala itu.
Di God of War 3, Kratos benar-benar berniat menghabisi para dewa yang menghalangi jalannya untuk balas dendam pada Zeus
Saat perang besar, Kratos yang kala itu bersama para Titan berteriak ke Zeus bahwa ia kembali dengan membawa kehancuran pada Olympus.
Otomatis, Zeus pun menerjunkan para bawahannya seperti Poseidon, Hades Helios, dan Hermes untuk bertarung. Bahkan Hercules pun ikut diterjunkan dalam pertempuran tersebut.
Melihat itu, Kratos pun tak ragu lagi menghabisi semua dewa yang menghalanginya.
Hal itu sendiri ia ucapkan pada Poseidon yang sekarat bahwa ia akan membuat semua dewa yang melawannya mengalami nasib yang sama dengan dewa lautan tersebut.
Tekad Kratos pun akhirnya terpenuhi di mana seluruh dewa Yunani telah tewas dan dunia mitologi tersebut hancur.