return CMS_Setting('judul')
return CMS_Setting('tagline')
%PDF-1.5
%µµµµ
1 0 obj
<>>>
endobj
2 0 obj
<>
endobj
3 0 obj
<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 13 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>>
endobj
4 0 obj
<>
stream
xœ•[ÛnÜ8}�У°e‘uYëÄÉNâ806Îà 3Š[v+Ý-õvKãÍ~ýVIITë6ÄPóR,V�ª¢4W×Ç*J+ç—_®®«*}ÜdkçÛÕCyøóêáç!»ºOŸó"ò²øõWçÍÍ[çÍÃëWWï™Ã˜çÎÃÓëWÌñá?æH.¼€;QzÜyØ¿~å;Ïøç_¯_}s�ÕŸÎÃÇׯÞÁta&EÜóyàD1÷¢�fÙc�wwoçê¼{ûáÆñ¯>¥Å³ãæëË7+K)î° ¯T{åËÐK-ÿ~¸ïþ
>®.…û®áßgø÷/óà|ùúéáúó*r�_néáF�ÉÎêRºwð€“M‡ssýézR»s÷îó[xÆö{ÝÿWÃ�€'€ø^lp¸}G
âÜßµŒF¿[Ø@D?›1M*ñ÷ø›sƒÔºŸ¿~Ávð`¶AZO�Í:øMŸi:)„áIä…N?ð¢x‰1yìÜ:s#œù^È—Æ„7§cæ„`Ú±‘ønuÉÝ-b›:¿×ZD^¥ÎC¹ŠÝÛ«òeu¸9óÝýŠ ÷”È/«ËÐý™æO«ËØqäι±�{öÊ“{‘ã@‰>PIâ± pÂXxÜå{0’ÛÕ%š
è{O¶óµÈw©óÕMÁdviá9÷Çò ž=p…Ľ9®$<~ÁÑeÍû´¨Ž+{ƒËe‘áÓ3BQâœcé|†Y¥Š¼A,Qt±Æ¿Gú´b×ýñ…_4Û’r¯ €öŽ&á
g�>J< …‰‰(¾Ëeáüá£qöÇ
¶ëD@?I(O)8ßñ)ß#0ùÿ":8Kôf…<Û“^ÙLî)7�àÌWP8X¶”^h„g#Šp•Øc/GÇJÏ—öØ}
ØÃŒ’¡ô4úÇØ*AâE‘=v š/‡´hЉçNœK~&Om¶È¤ûsÅ}·.òŠ\ÚCü]ã÷ç=–û©³IæVhol|KÖXˆšScÏùÜÙoÇ
HºséST~xüæþv˜8!xyRX}’5Û`œˆüž¨o®K%ÜO„&Š!x€LÚ§Õš
<�8øqˆ‹s'Æ19ö|yÙ§ð³¼K§P!x2[$r”ó¼Ñ÷² ¦¿
òr\B èMý† Ôž«MŽ'øÅ|ß=fÀ‡'|&w"¢ÇÁ�ð°AšT³^Rˆ@fNUâ0ÿS^¬±?v˺¢Nò3l¡Õ±FÏv†¯F£Ù©ÞU�(Ì�ÔDŸÓ6-Ö+¡BÍ‘dCW¯Sœj|ŠHÙ<û+[Ñ.™Ÿ¨ö™üVÆ‘™ÓQZ–°y+:Ñ’Œ¶¨Úõ#¬€8mtç6ïÄÀu¹ÇfÎܼÐ)4˜)dìM~Èv¤ž
»ZR3……ˆš�Ñ$ô\غ�ñ½à‘Ç{,Eèé5›Áû¬Ú”ký£nMbÝW°kAÌXP¶=ã™?^b”jÌ+ñŸ™DI¢ÌIÄÉ´©ª!jžúqƒB+4˜8¢Aå® öø³¢m*}¡é#žÍ¦ÈÿSgjn}Ê„8T$-«ÄÒ-k–z� cY´]ÚN¦Jº£Eªó8ÜmU)]›C6ô=fäªü
äqð¶u‰û®÷YQ)5ÌbQehá°y²j@@g“Ø×â)´=”xB/!ÂwÿGùv7+4R®A+”Wþü‚PÚ‰Äû°4ÉF= ¨uÿÊ<=±ZÝ@f˜dHd„ç´)_Pj!�ÓÊ<¡ŽB‘íD“´‘¡„‘hâƒÓEöB”ƒ“‚ÂPÝXîÄ<Ñ›üaÅ‘Éðít\(JÔäŽz#›Œ†õHQ¨° žzd'|ÝN5À“’\§�e£:�ëž¡ŠR,h’ˆãVŒÏ/(-jrŒeV{²¢Lc�•âáËšr;œ²¡¶Ä*àgtÊS,ˆŸZ ¹e1š0�'¶Ž£It"=.í±Íò¬¿<�64`0ßÑ¢Ò÷aËÝh2˜Ú`wZÀò%hþŽó*wœ>"·qÄâ⊫MsXAsîÊžvèD؉î#uP.ÖÕ÷mX½h\¬Ð)üÂÉT•ÔyõO¤ö@ŒØ¥IÑÉnôbÄ߶Ý*Fj,W#¢*HTp(�í�iíi ü eîË? …F/Xá½Pñù…j¹>"[Õú×G:©rS/T¶m÷†-6is8\&QðÛÇ'lTK«™5œ‰&"�:m©¦9jL³%R¡Ä;ƒªnY�¢‚ ÄóiV ÎÕÄ#"
ˆwémøÑœWÚ÷
æPm
6å·,½È^`Ìm-P�Yc-§¢ý g…äYœ�e°¨MϽ`b^<ÒQšœä”�98Ô@2–MöÁuíøãˆð¬qymé,iÀÓYeÔK?q0gmÖšôˆ^6y'½Ÿ>»(jQ“¥A¼ØåiÓ
ÛZ1h;ŇLg¡
ÙfgzW2“ïéÔu²wŸ®ÛPG]:sL¾WjøK^mP|ÊIõ~>›6.æ@
EKÙo ªó*?áÜ�óŽ8‹«ÑÑú"LÛœBRS8”vcºé;âU�ݸ
JÁÆbQ{BØ
L—™Ñ@l¶�÷6ˤÌ^בBâ-†®Pë�Ô W1P=�y¦Ó<¡á6• '{Ïu‹¿°‡l\]wn¨²È¢ª·øV¿W1å™bQº©sjOÜïʼšqÊ0P©€~î.kgkÊ´˜áÊ”3|½0|@Òñ^ÞÂ�2¶yÖäïõÔ”µÚ2ù6•9Å£ÁŠ&íê’-îë‡Î{š{±Ôl¡ç«�Afö#5Ön:mºÀ–uNÞÍÜÏõ‰«RU’h?ÄÊ ÀV"¨0G‹×€%X¼Z{#ì
](^±ÏJ°¸ì]V•k]
?1Û
ðPá çâxàÇÈÈã`MÉçÖ˜Y¡*±þñœáÆ]»�µÙ¶& í•Ö¦Ì›×©ˆ…›ŸèvŸ«ûîm‘£MÇÚ¤�ÔûC½ëÉ
*c³Ö'’À2)_Ñ!+BËèdçÈEg»�"(µÒÐKöz¨q{êUÃ6]Ýéëî3Å·._1ÐbzsUw¯Û$©¯CwŶlUüX° €8´qÀ ûÊtÁ˜. ‡tÔ•Š19£ï¶{
ÖEÎäl`'mj$ШFWNÛº‡%ôÝû@þr|õ1^/x‘´·¡
ÏœÄÇÆÏ4OkÃÐꋺøQoÕ&'ÃK2ô†/±b[Ÿé7œC×êAÂ=fùN™³Îê¦ä
ݪë×ëC«¡uc2�Í6Q¢²„
Y+s€#x?lév1µoîSñQ[¢°×+R” í ƒí*Ȥ”€žÇ\ñ63YŒ^PËÞµoHd¶¡×6)Ú1¢ÆÌm±6Ôl2ÂôÒpGcÔjÄS~"怜¡¡"5a
�,¨¢¥#ÂÓUOFUÏ�ôÚYqØ´#¯ÿY‰âlýjr9aíÝe¦�-œ86‘t‚o¦w>C
|(e�dÉØ8V<$…ùD0])ûl¯Žg[7U„c^<¨k�¸%j‡^i´vâ'9©À¤‘.‘;5R›ï?_(äbûzmeIÒê³#Ë3Wð/¹òÜÖ7j¼•è¥tÝÝ/úÎÁb_sf\¶áðìeˆ:D+�V/
Œ7Ûp{%§;o›{ï”XGš¾ÜS›],˜r�^_7#�€‘Ñg·.øsò¾ޕÌy’yþ‰ÌP2h2Ö‹´Ù¢a%Ó߸òF·®[þá
ámëmWò!k'ki«óôüð°Z§’|cQÇA÷
ßåd•‚«²�Í]éáM‚5øiDEÛ`MC>bƒÈÇw.–”/&{nÚɧ֙ˆIøµSܲH/ô+öÆs}í¥Ž\tx#pSæ¨ïj=-/:Dc{[»(Ú ×Ç<¸²*ø bŒ¹š8»VÂ@~žåN¡7ÇzqЩ}ó"¼•™Êö¿·ïLj]PIЛ·jEvk»2Ñïº,.5aÿú YA÷w î?ì”p¨¹|i«>
ÀÄ¥—á´Äè¥ÖÀ׌F:~¸b¾À¸…Z.0ÇvèÄZÇ[A×xyÿs©«÷rà» N/‰mÁýmà‹&¤'íYiú…s©úX s[Ð8Q]8'¼hà:§‰L©a½ª¤zƒ^SN�?”tˆ òd2ŽÅù'££ß!÷Ï�Ež‡wèCêHNÏ&½'’ʼn'–‰KEr™È`©È�-üæ8�KE‚õ$ËD†KEŠ`éñDKEréñÄKEb9´ˆò‚d¡Èdéÿ ý…£ØK–Iu£î{µ€ý
ß‘³¾£E.÷9ë;Fäbß‘³¾cD.ö9ë;Fäbß‘³¾cD.ö9ë;Fäbß‘³¾cD.ö9ë;Zäbß g}GKœô�ÿ»“†
endstream
endobj
5 0 obj
<>
endobj
6 0 obj
<>
endobj
7 0 obj
<>
endobj
8 0 obj
<>
endobj
9 0 obj
<>
endobj
10 0 obj
<>
endobj
11 0 obj
<>
endobj
12 0 obj
<>
endobj
13 0 obj
<>/F 4/A<>/StructParent 1>>
endobj
14 0 obj
<>
endobj
15 0 obj
<>
endobj
16 0 obj
<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 17 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 2>>
endobj
17 0 obj
<>
stream
xœ•\[�Û8²~�ÿàGh«E‰¢¤Åb�Ìdf7{&A€íÅy˜Ù9ö´ù[:ÁþûÃ*^DJ%Ê�2mJ*–Ȫ¯®Ôó‡[×üYëVýë󇮫¿ö»ÕïÏ/—ëž_þ{Ý?_›sÝ5—óßþ¶úéãÏ«Ÿ^Þ¿{þ•‹¾zùóý;¶Jäl•§YÌÓUQ‰8]½œÞ¿KV¯ðÏßß¿û=Zÿ³zùçûw¿ÈÇ�„y¨Hã$å«¢LãBàSþ½«_>ÿ¼Z=?ÿüéã*yþ>¿®¢ûÿm~ý´ö˜JW,õ82Äó2.
ñ¯kÆ¢_Ö›4úòqÍ£ÿø÷oÿ^oÊè×™Èã¬ô‰9dSÙ˜©RĬ”LqIÖ�ÒKz†H•Nˆük½É¢½|¥ïõm�Gµü뤛tYVÊ%óèþÏßêu!)¯7R>)sŠrÅ$I—ð‡o†cÉç&/ªè´Îû+ÌЮ7•š
þN—Ó™ÏXœëùîõ:‹Ž5LÆE¡~v=ü*X´•¯–G¯k–DÍz#ED¿¥¼µŠ®Àä¹Ãñæüº.#}a‡OÝüYF÷½$© ×ë°Èº°ÎŠ¸Ð¬#·ï}-—×uVg“f¼w.ËܼƫèÓšeÑyw�«g voê8ÈZA°–¦"N˜ÇÚWØD˜X…fåTÃì<üòeàå“,®p†U‚/ß~�š®‘«r%�î“CROAN(JňÒ
0Jm%;‰ODj�°J�¥Ut—b–àˆ#“°ÀJ.õ]Ýþ„jÒÁïœEÿ]§Ž@à3†^w3ªÔíA4•�Ã4éÂ+PÈ£7HTIÌŒtêí‡íÞä•Ô€cƒ?EÔÝPdï×Ë«Qêä¸H¥uFùogP•»´0õ.&J3}1ïô»‡¸¥ðÌp[;»¦ÝË)E³ñŠÉýÇ©>Ãfà*î�¥UÒoÈKX~Dª®>9ƒWW
BœRøh8©, ÷Ãp*ù;ôÛ~¤ýòLƒ¸–0{½ú‚`î¬4 vh Ô£[f
ndQ¼], »‚—
Iskandar Muda adalah Raja Aceh yang dikenal gigih dalam menentang kehadiran Portugis di Malaka. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Portugis melakukan penyerangan terhadap Aceh, namun mengalami kegagalan.
Portugis bersikeras untuk mengambil alih dan memonopoli perdagangan Lada di Aceh. Padahal saat itu, Sultan Iskandar Muda menduduki takhta dalam usia yang sangat muda, namun dikenal sangat berani.
Ia menggantikan pendahulunya Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607), yang kemudian dikenal dengan sebutan Sultan Muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fokus Menata Wilayah hingga Perekonomian Aceh
Sultan Iskandar Muda juga dikenal pintar dalam menata wilayahnya dengan membagi kerajaan berdasarkan bidangnya masing-masing.
Dalam hal perekonomian, Sultan Iskandar Muda juga membuat peraturan yang menjamin kesejahteraan rakyat di bidang perdagangan, perindustrian, pertambangan, pelayaran, pertanian, dan perikanan.
Salah satu strateginya adalah dengan membuat aturan bahwa negara yang boleh masuk ke wilayah kekuasaan Aceh hanya Inggris dan Belanda. Itupun dengan jangka waktu tertentu dan wajib tunduk kepada peraturan yang berlaku di Aceh.
Atas perjuangan di berbagai itu, kemudian Selat Malaka yang dikuasai Aceh berhasil menjadi jalan perdagangan Internasional.
Kala itu, barang-barang ekspor Aceh antara lain berupa beras, lada, timah, emas, perak, dan rempah-rempah. Sedangkan barang impor meliputi kain dari Koromandel (India), porselen dan sutra (Cina dan Jepang), minyak wangi (dari Eropa dan Timur Tengah), sebagaimana dijelaskan dalam buku Jejak Pahlawan oleh J.B Sudarmanto.
Penghargaan Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda meninggal dunia pada 27 Desember 1636, di usia 43. Atas jasanya kepada negara dan rakyat Aceh, Sultan Iskandar Muda dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI. No.077/TK/Tahun 1993.
Selain gelar, nama Sultan Iskandar Muda juga diabadikan sebagai nama Bandara Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh dan nama jalan di beberapa kota atau daerah di Indonesia.
© 2024 — Senayan Developer Community
You may copy under some circumstances, for example you may copy a portion for research or study. Order a copy through Copies Direct to the extent allowed under fair dealing. Contact us for further information about copying.
Copyright status was determined using the following information:
Copyright status may not be correct if data in the record is incomplete or inaccurate. Other access conditions may also apply. For more information please see: Copyright in library collections.
Request this item to view in the Library’s reading room.
Kisah Perlawanan Terhadap Portugis
Portugis yang telah menguasai Malaka sejak 1511 menjadi musuh utama yang dihadapi Sultan Iskandar Muda. Keberadaan Portugis kala itu juga menjadi ancaman bagi Aceh.
Portugis pun juga menganggap Aceh sebagai ancaman terhadap monopoli perdagangannya. Oleh karena itu, keduanya sering terlibat bentrokan bersenjata. Kapal Portugis yang berlaut di Selat Malaka kerap menerima serangan dari armada Aceh.
Dari awal pemerintahannya, Sultan Iskandar Muda memang berniat melakukan politik konfrontasi untuk mengusir Portugis dari Malaka sesegera mungkin.
Bahkan untuk memperkuat armadanya, Sultan Iskandar Muda membentuk angkatan perang dengan mendatangkan pelatih dari luar negeri. Keberhasilan Sultan Iskandar Muda ditandai dengan terbentuknya Angkatan Perang Aceh.
Selain itu, Sultan Iskandar Muda juga tidak memberi toleransi kepada kerajaan yang menjalin hubungan dengan Portugis, seperti Kerajaan Johor.
Perlawanan Sultan Iskandar Muda kemudian ditunjukkan dengan membuat berbagai peraturan yang harus ditaati oleh semua bangsa yang masuk ke Aceh.
Dengan angkatan perangnya, Sultan Iskandar Muda tidak segan-segan melawan dan menumpas kekuatan asing yang ingin merebut wilayahnya.
Pada tahun 1615, Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, namun belum berhasil. Berikutnya, serangan terbesar Aceh ke Malaka terjadi pada tahun 1629.
Pasukan Aceh saat itu berkekuatan 236 kapal dengan 20.000 prajurit bertempur melawan Portugis di Malaka dan berlangsung lama hingga menimbulkan korban jiwa.
Namun kemudian, penyerangan tersebut mengalami kekalahan akibat lemahnya pengawasan dari daerah luar (laut), sehingga muncul banyak bala bantuan kepada pihak Portugis di antaranya dari Pahang dan Gowa.
Setelah serangan kedua tidak juga berhasil, Sultan Iskandar Muda memutuskan untuk menghentikan serangan. Ia kemudian, memusatkan tenaga dan pikirannya untuk kemakmuran rakyat dan Aceh.
Biografi Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda lahir di Banda Aceh, pada tahun 1539. Ayahnya adalah keturunan dari Raja Mahkota Alam, sedangkan Ibunya keturunan Raja Darul Kalam.
Sejak kecil, orangtuanya mendidik Sultan Iskandar Muda dengan pengetahuan agama dan kepemimpinan karena kelak, ia akan mewarisi tahta ayahnya.
Masa Kepimpinan Sultan Iskandar Muda
Pada masa pemerintahan Sultan Ali Riayat, Iskandar Muda pernah dipenjara karena telah menentang kebijakan Sultan Ali. Iskandar Muda melihat bahwa Sultan Ali tidak cakap dalam menangani perampokan dan bahaya kemiskinan yang diderita oleh Rakyat Aceh.
Melihat kekacauan internal yang terjadi pada pemerintahan Sultan Ali, Portugis memanfaatkan kondisi Aceh yang lemah dengan menyiapkan kapal armadanya untuk menyerang Aceh.
Melihat kondisi tersebut, Iskandar Muda yang sedang ditahan mengirimkan surat kepada Sultan Ali untuk menawarkan bantuan memimpin serangan terhadap Portugis. Sultan Ali Riayat ternyata menyetujui permintaan tersebut.
Keberhasilan Iskandar Muda mengusir Portugis dari Aceh, membuat pamornya menjadi sosok yang popular sebagai calon Sultan Aceh berikutnya. Pada 4 April 1607, Sultan Ali wafat dan Iskandar Muda dinobatkan menjadi Sultan Aceh yang baru.
Sejak bertakhta pada 1907, Kesultanan Aceh Darussalam kembali mengalami perkembangan pesat dan mencapai masa keemasan karena melakukan ekspedisi penaklukan di daerah sekitarnya.
Pada tahun 1612 Deli di taklukan, disusul Johor setahun kemudian. Pada tahun 1614, Bintan juga dapat di ditaklukan. Berikutnya, secara berturut-turut, dikalahkannya Pahang (1618), Kedah (1619), dan Nias (1624-1625).
Hal itu membuat wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh masa Sultan Iskandar Muda pun semakin bertambah luas. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar pantai barat dan pantai timur Sumatera.
Kutaraja yang sekarang menjadi Banda Aceh, merupakan tempat transit yang dapat menghubungkan perdagangan ke dunia barat.
Saat itu, Kutaraja menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal asing dari mancanegara untuk membeli lada.
Begitulah masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda sebagaimana dikutip dari buku Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap Oleh Minawati; Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman; dan Ensiklopedi Pahlawan: Semangat Pahlawan Perintis Kemerdekaan Indonesia oleh R. Toto Sugiarto.